MAKALAH
PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : H.a. Zaenal Abidin,
M.Pd
Oleh :
Ghaida Nisa (1401412217 )
Rombel : 62
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengapa kita mesti mempelajari
perkembangan anak? Sebagai seorang guru setiap tahun Anda akan bertanggung
jawab untuk mendidik anak-anak baru di
kelas Anda. Semakin banyak Anda mempelajari perkembangan anak, semakin banyak
pemahaman Anda tentang cara yang tepat untuk mengajari mereka. Masa kanak-kanak
adalah fase yang penting dalam kehidupan manusia. Namun di abad pertengahan
hukum biasanya tidak membedakan antara kejahatan anak dan dewasa, dan anak-anak
diperlakukan sebagaimana orang dewasa. Sekarang kita memandang anak secara
berbeda, tidak seperti di abad pertengahan. Kita memandang masa kanak-kanak
sebagai masa yang unik dan penuh wama dan merupakan landasan penting untuk masa
dewasa nanti. Pada periode ini kita melihat anak-anak mulai belajar menguasai
keahlian tertentu dan menghadapi tugas-tugas baru. Kita menghargai masa
kanak-kanak sebagai masa pertumbuhan dan perubahan yang penting, dan kita
menghabiskan banyak sumber daya untuk mengasuh dan mendidik mereka.
Apa yang dimaksudkan oleh para
psikolog ketika mereka berbicara tentang perkembangan seseorang? Perkembangan
adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang dimulai sejak
lahir dan terus berlanjut di sepanjang hayat. Kebanyakan perkembangan adalah
pertumbuhan, meskipun pada akhirnya ia mengalami penurunan (kematian).
Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan ini. Artinya, pengajaran untuk
anak-anak harus dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan terlalu
menegangkan atau terlalu mudah dan menjemukan.
Pola perkembangan anak adalah pola
yang kompleks karena merupakan hasil dari beberaa proses: proses biologis,
kognitif, dan sosioemosional. Perekmbangan juga dapat dideskripsikan
berdasarkan periodenya yang bertujuan untuk mengorganisasi dan pemahaman. Dalam
system klarifiaski yang paling banyak dipakai, periode perekembangan meliputi
periode bayi, usia balita, periode sekolah dasar, masa remaja, dewasa awal,
dewasa tengah, dewasa akhir.
1.2 Rumusan Makalah
a.
Apa saja yang
menjadi Prinsip Umum Perkembangan Manusia ?
b. Bagaimana perkembangan kognitif menurut pandangan Piaget
?
c. Bagaimana perkembangan kognitif menurut pandangan Bruner
?
d. Bagaimana pekembangan kognitif menurut pandangan Vygotsky
?
e. Bagaimana perkembangan bahasa menurut pandangan Chomsky
?
1.3 Tujuan Perumusan Makalah
Adapun tujuan dari perumusan makalah
ini nantinya diharapkan akan diketahui tentang :
a.
Mengetahui Prinsip
Umum Perkembangan Manusia.
b. Mengetahui perkembangan kognitif menurut pandangan Piaget.
c. Mengetahui perkembangan kognitif menurut pandangan
Bruner.
d. Mengetahui pekembangan kognitif menurut pandangan Vygotsky.
e. Mengetahui perkembangan bahasa menurut pandangan Chomsky.
1.4 Manfaat Penulisan
Dari rumusan
makalah dan tujuan perumusan makalah diatas, maka diharapkan dengan adanya
makalah ini bisa memberikan pemahaman yang jelas tentang prinsip umum
perkembangan manusia, perkembangan kognitif menurut pandangan piaget, pandangan kognitif menurut pandangan bruner,
perkembangan kognitif menurut vygotsky,
perkembangan bahasa menurut pandangan chamsky.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Umum Perkembangan Manusia
Menurut
Anita Woolfolk (2009:34), perkembangan dalam pengertian psikologis secara umum
mengacu pada perubahan-perubahan tertentu yang terjadi pada manusia ( atau
binatang) di antara konsepsi dan kematian. Sementara menurut Rizki Takriyanti
(2006:33), perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang
lebih maju.
Jadi, secara pengertian perkembangan
adalah suatu perubahan tertentu kearah yang lebih maju terjadi pada diri kita (
ataupun hewan) yang kita alami sejak konsepsi sampai mati dalam proses atau
tahapan secara berurutan. Perkembangan manusia dapat dibagi menjadi sejumlah
aspek yang berbeda antara lain perkembangan fisik, perkembangan pribadi,
perkembangan sosial dan perkembangan kognitif.
Perkembanngan fisik, berhubungan dengan
perubahan dalam struktur dan fungsi tubuh dari waktu ke waktu. Perkembangan
pribadi adalah istilah umum digunakan untuk perubahan pada kepribadian individu
selama dia tumbuh. Sementara itu, Perkembangan sosial, merupakan perubahan dari
waktu ke waktu dalam cara kita berhubungan dengan orang lain. Selanjutnya,
Perkembangan kognitif yang mengacu pada perubahan dalam berfikir yang terjadi secara
gradual dan berurutan pada berbagai proses mental hingga menjadi lebih kompleks
dan canggih.
Beberapa teoritis berpendapat bahwa ada
beberapa prinsip umum dalam perkembangan, antara lain :
a. Orang berkembang dengan laju yang berbeda
Di kelas, guru pasti memiliki contoh tingkat perkembangan yang berbeda
terhadap siswanya. Contohnya : sebagian siswa yang bertubuh lebih besar,
memiliki koordinasi yang lebih baik dan lebih matang dalam berfikir serta dalam
hubungan sosialnya. Sebagian lainya jauh lebih lambat matang di bidang
ini.
b. Perkembangan relatif urut
Orang mengembangkan berbagai kemampuan dengan urutan yang logis. Pada waktu
bayi, mereka duduk sebelum berjalan, meraban sebelum bicara, dan melihat dunia
melalui matanya sebelum mereka mulai membayangkan bagaimana orang lain melihat.
Tetapi, keberurutan ini belum tentu linier atau dapat diprediksi.
c. Perkembangan
terjadi secara gradual
Sangat jarang perubahan muncul dalam waktu semalam. Seorang siswa yang
tidak dapat memanipulasi pensil atau menjawab pertanyaan hipotesis dapat
mengembangkan kemampuan ini dengan baik, tetapi perubahannya cenderung
membutuhkan waktu lama.
2.2 Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan
Piaget
1.
Konsep Kunci
Piaget mengajukan empat konsep pokok
dalam menjelaskan perkembangan kognitif.Keempat konsep yang dimaksud adalah
skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium.
a.
Skema
Skema menggambarkan tindakan mental
dan fisik dalam mengetahui dan memahami objek.Dalam pandangan Piaget Skema meliputi
kategori pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan.Misalnya anak memiliki
skema tentang jenis binatang , misalnya kambing.Apabila anak hanya memiliki
pengalaman bahwa kambing itu kecil, maka dia akan menggeneralisasikan bahwa
semua kambing adalah binatang kecil. Namun seandainya anak itu menghadapi
kambing yang besar, anak itu akan memasukkan informasi baru, memodifikasi skema
yang telah dimiliki, yang pada akhirnya dia dapat mengatakan bahwa kambing itu
ada yang besar dan ada pula yang kecil.
b.
Asimilasi
Merupakan proses memasukkan
informasi ke dalam skema yang telah dimiliki.Proses ini agak bersifat
subjektif, karena seseorang cenderung memodifikasi pengalaman yang telah
dimiliki sebelumnya. Dengan menggunakan contoh tersebut, dengan melihat kambing
kemudian anak itu menamakannya kambing. Maka, anak itu telah mengasimilasikan
binatang tersebut ke dalam skema kambing yang ada pada anak tersebut.
c.
Akomodasi
Akomodasi merupakan proses mengubah
skema yang telah dimiliki ke dalam informasi baru. Skema akan terus
dikembangkan selama akomodasi.
d.
Ekuilibrium
Piaget percaya bahwa setiap anak
mencoba memperoleh keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi dengan
menerapkan mekanisme keseimbangan.
Anak mengalami kemajuan karena
adanya perkembangan kognitif, maka penting untuk mempertahankan keseimbangan
antara menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya ( asimilasi ) dan
mengubah perilaku karena adanya pengetahuan baru ( akomodasi ).
Ekuilibrium ini menjelaskan cara anak berfikir ke tahap selanjutnya.
Menurut Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan
kognitif dari lahir hingga dewasa . setiap tahap ditandai oleh munculnya
kemampuan intelektual baru dimana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah
kompleks. Berikut kita akan lihat tahap-tahap perkembangan kognitif menurut
Paiget, seperti yang terdapat dalam kolom berikut :
Tahap
|
Umur
|
Karakteristik
dan Kemampuan
|
Sensorimotor
|
0 hingga 2 tahun
|
Mulai mempergunakan imitasi, ingatan dan fikiran, mulai
mengerti bahwa objek tidak hilang ketika disembunyikan.
|
Pra-Operasional
|
2 hingga 7 tahun
|
Secara gradual mengembangkan penggunaan bahasa dan
kemampuan untuk berfikir dalam bentuk simbolik, berfikirnya masih egosentris
dan berpusat. Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata dan gambar
|
Operasional-Konkret
|
7 hingga 11 tahun
|
Mampu mengatasi masalah-masalah konkret secara logis,
memahami hukum-hukum percakapan, mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan
dari besar ke kecil begitu juga sebaliknya
Memahami reversibilitas ( kemampuan untuk memikirkan
serangkaian langkah, lalu membalikkan langkah itu secara mental kembali ke
titik awal.
|
Operasional Formal
|
11 hingga dewasa
|
Mampu berfikir abstrak dan dapat menganalisis masalah
secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah. Mengembangkan tentang
isu-isu sosial dan identitas.
|
2. Implikasi
Pembelajaran
Terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk
dasar pertimbangan tatkala mengajar
a. Tatkala guru mengajar hendaknya
menyadari bahwa banyak
siswa remaja yang belum dapat mencapai tahap berfikir operasional formal secara sempurna, kondisi ini menuntut konsekuensi pada penyusunan
kurikulum, hendaknya tidak terlalu formal dan abstrak.
b. Kondisi pembelajaran diciptakan
dengan nuansa eksplorasi dan penemuan.
c. Metode pembelajaran hendaknya
mengarah pada konstruktivisme
d. Setiap akhir pembelajaran siswa
diminta membuat “map mind”
2.3 Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan
Bruner
1. Konsep Kunci
Brunner
dalam menyusun teori perkembangan kognitif memperhitungkan enam hal
a. Perkembangan
intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus.
b. Pertumbuhan tergantung pada
perkembangan intelektual dan system pengolahan informasi yang dapat
menggambarkan realita.
c. Perkembangan
intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk mengatakan pada dirinya
sendiri dan orang lain, melalui kata – kata atau symbol.
d. Interaksi antara guru dengan siswa
adalah penting bagi perkembangan kognitif.
e. Bahasa
menjadi kunci perkembangan kognitif.
f. Pertumbuhan
kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan melakukan berbagai
kegiatan secara bersamaan dan mengalokasikan perhatian secara runtut pada
berbagai situasi.
2. Tahap
Perkembangan
Bruner mengelompokan ada tiga perkembangan
kognitif :
1. Tahap enaktif.
Pada tahap ini anak memahami
ligkungannya. Contohnya saja anak yang
sedang belajar naik sepeda.
2. Tahap ikoni.
Pada
tahap ini informasi dibawa anak melalui imageri. Karakteristik tunggal pada
obyek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada akhirnya anak
mengembangkan memori visual.
3. Tahap simbolik.
Pada
tahap ini tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual
sudah berkembang. Pada tahap simbolik ini memberikan peluang anak untuk
menyusun gagasan secara padat, misalnya menggunakan gambar yang saling
berhubungan atau mengunakan bentuk-bentuk tertentu.
3. Implikasi
terhadap Pembelajaran
1. Anak
memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru perlu memperlihatkan
fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan
wawancara atau pengamatan terhadap objek.
2. Anak,
terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar
dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya dengan
melihat, merasakan, mencium, dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri
atau pendekatan pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses
pembelajaran anak.
3. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur
kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu,
pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah
dimiliki anak.
2.4 Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan
Vygotsky
Tiga konsep yang dikembangkan dalam teori
vygotsky (Tappan,1998): (1) keahlian
kognitif anak dapat dipahami apabila di analisis dan pahami apabila dianalisis
dan di interpretasikan secara developmental; (2) kemampuan kognitif yang di
mediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat
psikologis untukmembantu dan menstraformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan
kognitif berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latarbelakag
sosiokultural.
Vygotsky berpendapat bahwa pada masa kanak kanak awal
(early childhood ), bahasa mulai digunaka sebagai alat yang membantu anak untuk
merancang aktivitas dan memecahkan problem. Vygotsky percaya bahwa kemampuan
kognitif berasal dari hubungan social dan kebudayaan. Oleh karena itu karena
itu perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari kegiatan social dan cultural (
Holland, dkk 2001 ). Dia percaya bahwa perkembangan memori , perhatian dan
nalar, melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam
masyarakat, seperti bahasa, system matematika, dan strstegi memori. Pada satu
kultur, konsep ketiga ini dimaksudkn mungkin berupa pelajaran menghitung dengan
menggunkan computer, namun dalam kultur yang berbeda, pembelajaran ini mungkin
berupa pelajaran berhitung menggunakan batu dan jari.
Teori vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan
itu dipengaruhi situasi dan bersifat
kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang dan
lingkungan, yang mencaku objek artifak, alat, buku, dan komunitas tempat orang
berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan
kognitif berasal dari situasi social.
Vygotsky mengemukakan beberapa ide tentang zone of
proxsimal development (ZPD). Zone of proximal development (ZPD) adalah
serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian, tapi dapat
dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Untuk
memahami batasan ZPD anak, terdapat batasan atas, yaitu tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat
dikerjakan anak dengan bantuan instruktur yang mampu, diharapkan pasca bantuan
ini anak tatkala melakukan tugas sudah
mampu tanpa bantuan orang lain dan batas bawah, yang dimaksud adalah tingkat
problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri.
ZPD menurut vygotsky menunjukkan akan pentingnya
pengaruh social, terutama pengaruh instruksi atau pengajaran terhadap
perkembangan kognitif anak ( Hasse, 2001).
Salah satu Contoh aplikasi konsep ZPD adalah tutorial tatap muka yang
diberikan pada guru Selandia Baru dalam program Reading Recovery. Tugas ini
dimulai dengan tugas membaca yang sudah dikenal dengan baik, kemudian pelan-pelan memperkenalkan strategi membaca
yang belum dikenal dan kemudian menyerahkan control aktivitas kepada si anak
sendiri ( Clay & Cazden dalam Santrocks, 2008 ).
Scaffolding yaitu teknik untuk mengubah tingkat
dukungan. Selama sesi pengajaran, orang yang lebih ahli ( guru atau siswa yang
lebih mampu ) menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja siswa yang
di capai. Ketika tugas siswa yang akan di pelajari merupakan tugas baru, maka
orang yang lebih ahli dapat menggunakan teknik intruksi langsung. Saat
kemampuan sisa meningkt, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan.
Dialog merupakan alat penting dalam teknik ini di
dalam ZPD . Didalam hal ini vygotsky menganggap anak memmpunyai konsep yang
banyak, namun tidak sistematis, tidak teratur, dan spontan. Tatkala anak
mendapatkan bimbingan dari para ahli, mereka akan membahas konsep yang lebih
sitematis, logis ,dan rasional.
Bahasa dan pemikiran. Vygotsky berkeyakinan bahwa anak
menggunakan bahasa bukan hanya untuk berkomunkikasi saja, melainkan juga untuk
merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan
bahasa untuk mengatur diri sendiri, dinamakan pembicaraan batin (inner speech)
atau berbicara sendiri (private speech). Menurut piaget, berbicara sendiri
bersifat egosentris dan tidak dewasa tetapi menurut vygotsky adalah alat
penting bagi pemikiran selama mas kanak kanak. Tatkala anak sering meakukan
pembicaraan batin, ia justru akan lebih kompeten secara social. Karena anak
menginternalisasikan pembicaraan egosentrisnya dalam bentuk pembicaraan batin
kemudian pembicaraan batin ini menjadi pemikiran mereka. Oleh karena itu
pembicaraa batin dapat mempresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih
komuniktif secara social.
Implikasi Dalam Pembelajaran
Pembelajaran
akan lebih efektif tatkala seorang guru mengajar dengn menggunakan teori vygotsky sebagai landasan, bentuk pembelajaran yang
dimaksud adalah :
a.
Sebelum mengajar, seorang guru hendaknya dapat memahami ZPD siswa batas
bawah sehingga bermanfaat untuk menyusun struktur mteri pembelajaran.
Implikasinya guru lebih akuat tatkala menyusun strategi mengajarnya, sehingga
tidak melulu selalu memberikan bimbingan kepada siswa. Dampak pengiringnya
adalah siswa dapat belajar sampai tingkat keahlian yang diharapkan dan mencapai
ZPD pada batas atas.
b.
Untuk mengembangkan pembelajaran yang komunitas seorang guru perlu
memanfaatkan tutor sebaya didalam kelas.
c.
Dalam pembelajaran seorang guru hendaknya menggunakan teknik scaffolding
dengan tujuan siswa dapat belajar atas inisiatifnya sendiri, sehingga mereka
dapat mencapai keahlian pada batas atas ZPD.
2.5 Teori Perkembangan Bahasa Menurut Pandangan
Chomsky
Perkembangan Bahasa
1. Pengertian
Perkembangan bahasa dalam
psikolinguistik diartikan sebagai proses untuk memperoleh bahasa, menyusun
tatabahasa dari ucapan – ucapan, memilih ukuran penilaian tatabahasa yang
paling tepat dan paling sederhana ( Tarigan, 1986 : 243 ). Proses perkembangan
bahasa dijelaskan melalui dua pendekatan :
a. Navistik :
struktur bahasa telah ditentukan secara biologik sejak lahir ( tarigan,1986
:257 )
b. Empiris : kemampuan berbahasa
merupakan hasil belajar individu dalam berinteraksi dengan lingkungan ( orang
dewasa yang berbahasa )
2. Tahap – tahap Perkembangan
Perkembangan bahasa sebagai aspek universal
berlangsung dalam suatu pola yang bertahap :
a. Tahap
Pralinguistik : perkembangan permulaan bahasa yang dimulai sejak usia mulai 3
bulan. Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang
mempunyai fungsi komunikatif.
b. Tahap Halofrastik : pada usia
sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan kata – katanya pertama.contoh :
“kursi “.
c. Tahap kalimat
dua kata : anak mulai lebih banyak kemungkinan untuk menyatakan maksud dan
berkomunikasi dengan kalimat dua kata .contoh “ kucing papa “.
d. Tahap perkembangan tata bahasa :
berkisar antara 2 – 5 tahun, anak mulai mengembangkan sejumlah sarana tata
bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan yang dihasilkan semakin kompleks.
e. Tahap
perkembangan tata bahasa menjelang dewasa : berkisar 5 – 10 tahun, anak
mulai mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit.
f. Tahap
kompetensi lengkap : berkisar 11 tahun sampai dewasa,anak semakin lancar dan
fasih dalam berkomunikasi dengan bahasa.
Kemampuan Berbahasa dan Berpikir
Berpikir merupakan rangkaian proses
kognisi yang bersifat pribadi yang berlangsung selama terjadinya stimulus
sampai dengan munculnya respon ( Morgan 1989 :228 ).
Dalam aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan
bahasa.Berpikir merupakan percakapan dalam hati.Bahasa merupakan alat untuk
berpikir mengekspresiakn hasil pemikiran tersebut.Jadi berpikir dan berbahasa
merupakan dua aktivitas bersamaan.Faktor yang paling berperan adalah faktor
kognisi.
Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
a. Faktor
Biologis
Kemampuan kodrati atau alami yang memungkinkannya
menguasai bahasa.Potensi alam ini bekerja secara otomatis.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan yang kaya dengan kemampuan bahasanya akan
memberikan kesempatan yang lebih besar bagi berkembangnya bahasa individu yang
tinggal di dalamnya.
Implikasi dalam Pembelajaran
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa, di antaranya adalah :
a.
Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas – luasnya
bagi perkembangan bahasa secara optimal.Lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat perlu dikembangkan menjadi lingkungan yang dapat memberikan
kesempatan bagi anak untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan kemampuan
bahasa.
b. Pengenalan
sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi kemampuan bahasa pada anak
sangat diperlukan untuk memacu perkembangan bahasa.
c.
Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa. Antara lain:
cara untuk memudahkan mengingat, meniru, mengalami langsung dan bermain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah produk dari proses biologis,
kognitif, dan sosioemosional, yang sering kali saling terkait. Periode
perkembangan mencakup bayi, anak-anak awal, menengah dan akhir, remaja, dan
dewasa awal. Jean Piaget mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak
yang melibatkan proses-proses penting: skema, asimilasi, akomodasi, organisasi,
ekuilibrasi. Dalam teorinya, perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat
tahap, yaitu sensori motor (dari kelahiran hingga usia 2 tahun),
pra-operasional (3-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional
formal (11-15 tahun). Pada masing-masing tahap mengalami kemajuan secara
kualitatif.
Di sisi lain, Lev Vygotsky mengemukakan teori
tentang perkembangan kognitif. Vygotsky menekankan bahwa keahlian kognitif
perlu diinterpretasikan secara developmental, dimediasi oleh bahasa, dan punya
asal-usul dari relasi sosial dan kultur.
Bruner menyatakan teori perkembangan
kognitif seseorang ditandai oleh meningkatnya variasi respon terhadap stimulus.
Dimana perkembangan kognitif seseorang berkembang dari tahap enaktif ke ikonik
dan pada akhirnya ke simbolik. Berkaitan dengan hal tersebut, Chomsky
menyatakan bahwa bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis
atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Secara biologis, anak-anak
sudah disiapkan untuk belajar bahasa saat mereka berinteraksi dengan
lingkungannya. Adapun penguasaan bahasa akan mengalami perkembangan seiring
dengan perkembangan diri individu itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor
biologis dan faktor lingkungan.
3.2 Saran
Keempat pakar tersebut yang telah mengemukakan
gagasanya mengenai perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. Kita sebagai
calon guru harus memahami karakteristik siswa dan tingkat kemampuan siswa.
Alangkah baiknya seorang guru memahami
ketiga teori perkembangan kognitif dan satu perkembangan bahasa
tersebut. Sebagai bekal ilmu dalam penerapannya sehari-hari ketika mengajar. Keempat teori perkembangan kognitif dan
bahasa tersebut dapat di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa mampu memahami pelajaran dengan
baik dan senang dalam belajar untuk meningkatkan kemampuan baik kognitif,
afektif dan psikomotor.
Daftar Pustaka
Rifa’I, A., Anni C.T. 2012. Psikologi
Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Santrock, John.W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi 2.
Jakarta: Prenada Group.
http.achmdgelorawan.com//perkembangan-kognitif-dan-bahasa
yang diakses pada hari rabu, 26 Maret 2013 pukul 19.00 WIB