MAKALAH
DESAIN
KURIKULUM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Pengembangan Kurikulum SD
Dosen Pengampu : Dra. Sumilah, M.Pd
Oleh :
1.
Ghaida Nisa (
1401412217 )
2.
Anis Satus S (
1401412229 )
3.
Gresninda P (
1401412235 )
4.
Shinta Yuli A (
1401412231 )
Rombel : 08
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Desain kurikulum
menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan
desain kurikulum dapat dilihat dari dua
dimensi, yaitu dimensi horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan
dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Susunan lingkup ini sering
diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya. Dimensi vertikal
menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasrkan urutan tingkat kesukaran. Bahan
tersusun mulai dari yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau
mulai dengan yang dasar diteruskan dengan yang lanjutan.
Desain Kurikulum ini
mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada pada setiap
kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunankan untuk proses
pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat
beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi
atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media
mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran.
Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap
komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian desain kurikulum ?
1.2.2
Bagaimana prinsip-prinsip dalam mendesain kurikulum ?
1.2.3
Apa saja macam-macam desain kurikulum ?
1.3
Tujuan Masalah
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian desain kurikulum
1.3.2
Mengetahui Prinsip-Prinsip dalam mendesain kurikulum
1.3.3
Mengetahui macam-macam desain kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Desain Kurikulum
Ada beberapa Pengertian
Desain Kurikulum menurut para ahli, diantaranya adalah :
- Menurut
Oemar Hamalik (1993) pengertian Desain adalah suatu petunjuk yang memberi dasar,
arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan
kegiatan. Fred Percival dan Henry Ellington (1984)
- Menurut Nana
S. Sukmadinata (2007:113) desain kurikulum adalah menyangkut pola pengorganisasian
unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat
dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi
horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum.
Sedangkan dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan
urutan tingkat kesukaran.
- Menurut
Longstrteet (1993) Desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang
berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered design) yang dirancang
berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini
dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan
untuk pengembangan itelektual siswa.
Dari uraian diatas dapat diambil ke. simpulan bahwa
Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses
belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan.
Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan
antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta
hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
2.2
Prinsip-prinsip dalam Mendesain
Saylor (Hamalik:2007)
mengajukan delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum, prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
- Desain
kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua
jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar,
sesuai dengan hasil yang diharapkan.
- Desain
memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka
merealisasikan tujuan–tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang
belajar dengan bimbingan guru
- Desain
harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan
prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan
berbagai kegiatan belajar di sekolah;
- Desain
harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan,
kapasitas, dan tingkat kematangan siswa
- Desain
harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak
yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di
sekolah.
- Desain
harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan
belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus
berlanjut pada pengalaman berikutnya.
- Kurikulum
harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak,
kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur.
- Desain
kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.
2.3
Model-Model Desain Kurikulum
Longstreet
mendefinisikan desain kurikulum merupakan desain kurikulum yang berpusat kepada
pengetahuan (the knowledge centered desain) yang dirancang berdasarkan struktur
disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini juga dinamakan model kurikulum
subjek akademis yang penekananny diarahkan untuk pengembangan intelektual
siswa.
Ada tiga bentuk
organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu: subject
centered desain, learned centered desain, problem centered desain. Setiap
desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses
pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setiap
desain kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakn proses pembelajaran,
karena setiap desain kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanannya.
2.3.1
Subject Centered Design
Subject centered design curiculum merupakan bentuk
desain yang paling populer, paling tua dan paling banyak digunakan. Dalam
subject centered design, kurikulum dipusatkan pada isi atau materi yang akan
diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata
pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah. Karena terpisah-pisahnya
itu maka kurikulum ini disebut juga separated subject curiculum.
Subject centered design berkembang dari konsep pendidikan klasik yang
menenkankan pengetahuan, nilai-nilai dan warisan budaya masa lalu, dan berupaya
untuk mewariskannya kepada generasi
berikutnya. Karena mengutamakan isi atau bahan ajar atau subject matter tersebut, maka desain
kurikulum ini disebut juga subject
academic curriculum.
Model design curriculum ini mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan. Beberapa kelebihan dari model ini adalah :
1. mudah
disusun, dilaksanakan, dievaluasi, dan disempurnakan
2. para
pengajarnya tidak perlu dipersiapkan khusus, asal menguasai ilmu atau bahan
yang akan diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya.
Beberapa kritik yang
juga merupakan kekurangan model desain ini adalah :
1. karena
pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan
kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan suatu kesatuan,
2. karena
mengutamakan bahan ajar maka peran peserta didik sangat pasif
3. pengajaran
lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian
pengajaran lebih bersifat verbalitas dan kurang praktis.
Atas dasar tersebut, para pengkririk menyarankan
perbaikan ke arah yang lebih terintegrasi, praktis, dan bermakna serta
memberikan peran yang lebih aktif kepada siswa.
2.3.1.1 The
Subject Design
The Subject Curiculum merupakan bentuk desain yang
paling murni dari subject centered design. Materi pelajaran
disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata-mata pelajaran. Model desain
ini telah ada sejak lama. Orang-orang Yunani kemudian Romaawi mengembangkan
Trivium dan Quadrivium. Trivium meliputi gramatika, logika, dan retorika,
sedangkan Quadrivium meliputi matematiks, geometri, astonomi, dan musik. Paada
saat itu pendidikan tidak diarahkan pada
mencari nafkah, tapi oada pembentuakan pribadi dan status sosial (Liberal Art).
Pendidikan hanya di peruntukan bagi anak-anak golongan bangsawan yang tidak
usah bekerja mencari nafkah.
Adapun
kelemahan-kelemahan bentuk kurikulum ini adalah :
1. Kurikulum
memberikan pengetahuan terpisah-pisah, satu terlepas dari yang lainnya.
2. Isi
kurikulum diambil dari masa lalu, terlepas dari kejadian-kejadian yang hangat,
yang sedang berlangsung saat sekarang. Kurikulum ini kurang memperhatiakan
minat, kebuutuhan dan pengalaman peserta didik
3. Isi
kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu sering menimbulkan kesukaran di
dalam mempelajari dan menggunakannya
4. Kurikulum
lebih mengutamakan isi dan kurang memperhatiakn cara penyampaian. Cara
penyampaian utama adalah ekspositori yang menyebabkan peran siswa pasif.
Meskipun ada kelemahan-kelemahan di atas, bentuk
desain kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan karena kelebihan-kelebihan
tersebut bentuk kurikulum ini lebih
banyak dipakai.
Adapun kelebihan-kelebihan bentuk kurikulum ini :
1. Karena
materi pelajaran diambil dari ilmu yang sudah tersusun secara sitematis logis, maka penyusunnya cukup
mudah.
2. Bentuk
ini sudah di kenal sejak lama, baik oleh guru-guru maupun orang tua, sehingga
lebih mudah untuk dilaksanakan.
3. Bentuk
ini memudahkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi,
sebab pada perguruan tinggi umumnya menggunakan bentuk ini
4. Bentuk
ini dapat dilaksanakan secara efisien, karena metode utamanya adalah metode
ekspositori yang dikenal tingkat efisiennya cukup tinggi
5. Bentuk
ini sangat ampuh sebagai alat untuk melestarikan dan mewariskan warisan budaya
masa lalu.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan di atas pengembang
kurikulum subject design tidak tinggal
diam, mereka berusaha untuk
memperbaikinya. Dalam rumpun subject
centered, the broad field designmerupakan pengembangan dari bentuk ini. Begitu
juga pengembangan bentuk-bentuk lain di
luar subject centered, the broad field design, areas of living design dan core
design.
2.3.1.2 The Disciplines Design
Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject design keduanya masih menekankan
kepada isi materi kurikulum. Walaupun bertolak belakang dari hal yang sama
tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Pada
subject design belum ada kriteria
yang tegas tentang apa yang disebut subject (ilmu). Belum ada perbedaan antara
matematika, psikologi dengan teknik atau cara mengemudi, semuanya disebut
subject. Pada disciplines design kriteria tersebut telah tegas, yang membedakan
apakah suatu pengetahuan itu ilmu atau subject dan bukan adalah batang tubuh ke
ilmuannya. Batang tubuh keilmuan menentukan apakah suatu bahan pelajaran itu
disiplin ilmu atau bukan, Untuk menegaskan hal itu mereka menggunakan istilah
disiplin.
Isi kurikulum yang diberikan di sekolah adalah
dusiplin-disiplin ilmu. Menurut pandangan ini sekolah adalah mikrokosmos dari
dunia intelek, batu pertama dari hal itu adalah isi dari kurikulum. Para
pengembang kurikulum dari aliran ini berpegang
teguh pada disiplin-disiplin ilmu seperti : fisika, biologi, psikologi,
sosiologi dan sebagainya.
Perbedaan lain adalah dalam tingkat penguasaan,
disciplines design tidak seperti subject design yang menekankan penguasaab
fakta-fakta dan informasi tetapi pada pemahaman (understing). Para peserta
didik didorong untuk memahami logika atau
struktur dasar suatu disiplin, memahami
konsep-konsep, ide-ide dan prinsip-prinsip penting juga didorong untuk memahami
cara mencari dan menemukannya (modes of inquiry and discovery). Hanya dengan
meguasai hal-hal itu, kata mereka, peserta didik akan memahami masalah dan
mampu melihat hubungan berbagai fenomena baru.
Proses belajarnya tidak lagi menggunakan pendekatan
ekspositori yang menyebabkan peserta didik lebih banyak pasif, tetapi
menggunakan pendekatan inkuiri dan diskaveri. Disciplines design sudah
menintegrasikan unsur-unsur progersifisme dari Dewey. Bentuk ini memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan subject design. Pertama, kurikulum ini
bukan hanya memiliki organisasi yang sistematik dan efektif tetapi juga dapat
memelihara integritas intelektual pengetahuan manusia. Kedua, peserta didik
tidak hanya menguasai serentetan fakta, prinsip hasil hafalan tetapi menguasai
konsep, hubungan dan proses-proses intelektual yang berkembang pada siswa.
Meskipun telah menunjukan beberapa kelebihan bentuk,
desain ini maasih memiliki beberapa kelemahan. Pertama, belum dapat memberikan
pengetahuan yang berintegrasi. Kedua, belum mampu mengintegrasikan sekolah
dengan masyarakat atau kehidupan. Ketiga, belum bertolak dari minat dan
kebutuhan atau pengalaman peserta didik. Keempat, susunan kurikulum belum
efisien baik untuk kegiatan belajar maupun untuk penggunaannya. Kelima,
meskipun sudah lebih luas dibandingkan
dengan subject design tetapi secara
akademis dan intelektual masih cukup sempit.
2.3.1.3 The Broad Fields Design
Baik subject design maupun disciplines design masih menunjukan adanya
pemisahan antar mata pelajaran. Salah satu usaha untuk menghilangkan pemisahan
tersebut adalah mengembangkan The broad field design. Dalam model ini mereka
menyatukan beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi
satu bidang studi seperti sejarah, Geografi, dan Ekonomi digabung menjadi ilmu
Pengetahuan sosial, Aljabar, Ilmu ukur, dan Berhitung menjadi matematika, dan
sebagainya.
Tujuan pengembangan kurikulum broad field adalah
menyiapakan para siswa yang dewasa ini hidup dalam dunia informasi yang
sifatnya spesialistis, dengan pemahaman yang bersifat menyeluruh. Bentuk
kurikulum ini banyak digunakan di sekolah menengah pertama, di sekolah menengah
atas penggunaannya agak terbatas apalagi di perguruan tinggi sedikit sekali.
Ada dua kelebihan penggunaan kurikulum ini. Pertama,
karena dasarnya bahan yang terpisah-pisah, walaupun sudah terjadi penyatuan
beberapa mata kuliah masih memungkinkan penyusunan warisan-warisan budaya
secara sistematis dan teratur. Kedua, karena mengintegrasikan beberapa mata
kuliah memungkinkan peserta didik melihat hubungan antara beberapa hal.
Di samping kelebihan tersebut, ada beberapa
kelemahan model kurikulum ini. Pertama, kemampuan guru, untuk tingkat sekolah
dasar guru mampu menguasai bidang yang luas, tetapi untuk tingkat yang lebih
tinggi, apalagi di perguruan tinggi sukar sekali. Kedua, karena bidang yang
dipelajari itu luas, maka tidak dapat diberikan secara mendetail, yang
diajarkan hanya permukaannya saja. Ketiga, pengintegrasian bahan ajar terbatas
sekali,tidak menggambarkan kenyataan, tidak memberikan pengalaman yang
sesungguhnya bagi siswa, dengan demikian kurang membangkitkan minat belajar.
Keempat, meskipun kadarnya lebih rendah di bandingkan dengan subject
design, tetapi model ini tetap
menekankan proses pencapaian tujuan yang sifatnya afektif dan kognitif tingkat
tinggi.
2.3.2
Learner-centered design
Sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap
beberapa kelemahan subject centered design
berkembang learner centered design. Desai ini berbeda dengan subject
centered, yang bertolak dari cita-cita
untuk melestarikan dan mewariskan budaya, dan karena itu mereka mengutamakan
peranan isi dari kurikulum.
Learner centered, memberi tempat utama kepada
peserta didik. Di dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan
berkembang adalah peserta didik sendiri.
Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar-mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
2.3.2.1 The Activity atau Experience Design
Model desain
berawal pada abad ke 18, atas hasil karya dari rousseau dan Pestalozzi, yang
berkembang pesat pada tahun 1920/1930an pada masa kejayaan pendidikan
progresif.
Beberapa ciri utama activity atau experience design:
Pertama, struktur kurikulum ditentukan oleh
kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam implementasinya guru
hendaknya:Menemukan minat dan kebutuhan peserta didik, Membantu para siswa
memilih mana yang paling penting dan urgen .
Kedua, karena struktur kurikulum didasarkan atas
minat dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat di susun jadi
sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh siswa.
Ketiga, Desain kurikulum menekankan prosedur
pemecahan masalah, maksudnya dalam pembelajaran tentu akan di dapatkan masalah
dan dalam activity design perlu mempunyai cara memecahkan masalah tersebut,.
Beberapa kelebihan dari design kurikulum :
1. karena
program pendidikan berasal dari peserta didik,maka tidak banyak mengalami
kesulitan merangsang peserta didik dalam motivasi belajar.
2. pengajaran
memperhatikan individual,meskipun di bentuk kelompok sekalipun karena mereka
juga harus berperan aktif dalm kelompok.
3. kegiatan-
kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan untuk
menghadapi kehidupan di luar sekolah.
Kelemahan dari kurikulum ini:
1. perbedaan
pada minat dan kebutuhan peserta didik yang kerap terjadi.
2. kurikulumtidakmempunyai
polakarena sumber pemikiran berasaldari peserta didik.
3. activity
design curriculum sangat lemah dalam kontinuitas dan sekuens. Dasar minat
peserta didik tidak memberikan landasan yang kuat.
4. kurikulum
ini tidak dapat dilakukan oleh guru biasa karena membutuhkan ahli general
education plus ahli psikologi perkembangan fan human relation.
2.3.3.
Problem centered design
Problem centered design berpangkal pada filsafat
yang mengutamakan peranan manusia (man centered). Problem centered desain
menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat.
Problem cebtered design menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik.
Minimal ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu the areas of living
design, dan The core design.
2.3.3.1 The Area of Living Design
Dalam prosedur belajar ini tujuan yang bersifat proses
(process objectives) dan yang bersifat isi (content objectivies)
diintegrasikan. Penguasaan informasi- unformasi yang bersifat pasiftetap
dirangsang. Ciri lain yaitu menggunakan pengalaman dan situasi – situasi dari
peserta didik sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.
Dalam the areas of living hubungannya dengan
bidang-bidang kehidupan sehingga dapat dikatakan suatu desain bidang-bidang
kehidupan yang dirumuskan dengan baikakan merangkumkan pengalaman-pengalaman
peserta didik.
Desain ini mempunyai beberapa kelebihan diantanya:
1. the
areas of living desaign merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk
yang terintegrasi. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh problema- problema
kehidupan sosial.
2. karena
kurikulum diorganisasikan di sekitar
problema- problema peserta didik maka kurikulum ini menggunakan prosedur pemecahan masalah.
3. menyajikan
bahan ajar yang relevan, untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.
4. menyajikan
bahan ajar dalam bentuk yyang professional.
5. motivasi
berasal dari peserta didik.
Beberapa kekurangan tentang desain ini :
1. penentuan
lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sngat esensial sangat
sukar.
2. lemahnya
integrasi kurikulum
3. desain
ini megabaikan warisan budaya.
4. para peserta didik memandang masalah untuk
sekarng dan masa depan dan mengabaikan masa lalu.
2.3.3.2 The Core Design
The cores design timbul sebagai reaksi utama kepada
separate subject design, yang sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan
bahan ajar , mereka memilih mta mata pelajaran tertentu sebagai inti (core).
Pelajaran lainnya dikembangkan kan disekitar core tersebut. Menurut konsep ini
inti-initi bahn ajar dipusatkan pada kebutuhan individual dan sosial. The core
design biasa juga disebut the core curriculum.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Makalah Desain
Kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada
pada setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunankan untuk proses
pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat
beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi
atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media
mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran.
Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap
komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.
Desain kurikulum
merupakan rencana pembelajran yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Desain kurikulum yang dapat digunakan diantaranya adalah
subject centered design, learned centered design, problem centered design.
Setiap design kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses
pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setian
design kurikulum dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam melakukan
proses pembelajaran. Jadi setiap design kurikulum memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanannya
3.2
Saran
Dalam desain kurikulum alangkah
baiknya memahami terlebih dahulu tentang model-model desain kurikulum, karena
setiap model desain kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Dalam mendesain kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan
lingkungan kondisi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
www. Slidesharr.net/Gestly/Desain/kurikulum yang
diakses pada hari minggu, 14 september 2014 pukul 09.00 WIB.
Widya. 2011. Kurikulum. Diakses pada laman
Widiya-biologidankurikulum.blogspot pada hari minggu, 14 september pukul 09.10 WIB
Clasical. 2011. Desain Kurikulum. Diakses pada laman
www.classical.blogspot.com/2011/10/desain/kurikulum pada hari minggu, 14
september 2014 pukul 09.20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar